Jangkauan info – Demam berdarah dengue (DBD) semakin menjadi masalah serius di Indonesia. Dengan data Kementerian Kesehatan mencatat dua orang meninggal dunia setiap hari akibat penyakit ini. Seiring dengan kondisi iklim tropis yang mendukung pertumbuhan nyamuk pembawa virus dengue, penyebaran penyakit ini semakin mengkhawatirkan.
Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopicus, yang tersebar luas di daerah tropis seperti Indonesia. Dr. Nunki Andria Samudra, Sp.A, spesialis anak, menjelaskan bahwa meskipun orang yang terinfeksi DBD tidak menularkan langsung virus kepada orang lain. Nyamuk yang menggigit orang tersebut bisa menjadi vektor penularan virus dengue kepada orang sehat melalui gigitannya.
“Baca juga: Dampak Serius Polusi Udara Ancaman terhadap Kesehatan Mental dan Fisik”
Gejala DBD bervariasi dari demam dengue yang ringan hingga demam berdarah dengue yang parah. Demam dengue biasanya dimulai dengan demam tiba-tiba, disertai dengan sakit kepala, nyeri tubuh, dan gejala umum lainnya. Sementara itu, DBD dapat memunculkan gejala yang lebih serius seperti perdarahan kulit. Termasuk petekie dan purpura, serta perdarahan dari gusi, hidung, atau saluran cerna.
Penyakit ini terbagi dalam tiga fase utama: fase demam tinggi pada hari pertama hingga ketiga, fase kritis pada hari keempat dan kelima, yang dapat mengancam nyawa pasien karena risiko pendarahan dan syok, serta fase penyembuhan pada hari keenam dan ketujuh.
“Simak juga: Menjaga Kesehatan Gigi Anak, Tips dari Dokter Gigi”
Menurut Dr. Nunki, langkah-langkah pencegahan seperti gerakan 3M Plus (Menguras, Menutup, dan Mengubur) untuk mengendalikan populasi nyamuk sangat penting untuk mengurangi risiko penyebaran DBD. Selain itu, vaksinasi DBD juga merupakan metode yang sangat disarankan untuk memberikan perlindungan lebih baik terutama di daerah dengan risiko tinggi.
Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, Andreas Gutknecht, menambahkan bahwa inovasi dalam perlindungan terhadap DBD melalui vaksinasi adalah langkah maju yang perlu diterapkan secara luas. Kesadaran akan bahaya DBD perlu ditingkatkan di masyarakat. Terutama pada waktu yang rawan seperti pagi dan sore hari ketika nyamuk aktif mencari mangsa.
DBD tidak hanya menjadi ancaman kesehatan masyarakat. Tetapi juga mengilhami upaya bersama untuk meningkatkan pengendalian vektor nyamuk dan memperkenalkan solusi pencegahan yang lebih efektif seperti vaksinasi. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan dapat mengurangi dampak buruk dari penyakit yang mengintai setiap orang ini.