Jangkauan info – Dalam beberapa tahun terakhir, kesehatan mental telah menjadi topik utama dalam berbagai diskusi kesehatan, khususnya terkait dengan generasi muda. Di Indonesia, tantangan kesehatan mental semakin mengemuka, terutama di kalangan pelajar dan remaja. Faktor-faktor seperti kebiasaan buruk, lingkungan yang tidak mendukung, perundungan di sekolah, kekerasan, kenakalan remaja, serta literasi digital yang rendah sering kali menjadi pemicu utama masalah kesehatan mental di kalangan anak muda. Masalah ini memerlukan perhatian serius dan solusi yang efektif untuk membangun generasi muda yang lebih sehat secara mental.
Sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan ini, lebih dari 200 pelajar dari berbagai latar belakang telah mengikuti program penguatan karakter bertajuk Tunas Bineka, atau Temu Unjuk Kolaborasi Siswa Bineka. Program ini merupakan hasil kolaborasi antara Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kemendikbudristek dan Scholas Occurrentes, sebuah institusi di bawah naungan Vatican yang didirikan oleh Paus Fransiskus.
Program Tunas Bineka dirancang untuk menemukan solusi terhadap berbagai tantangan yang dihadapi oleh generasi muda. Pelajar dilatih untuk mengidentifikasi permasalahan di sekitar mereka dan menghasilkan solusi secara kolaboratif dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis, menghargai perbedaan sudut pandang, serta memanfaatkan rasa empati.
Menurut Natalin Faravelli, Scholas Occurrentes Coordinator Wilayah Southern Cone, “Inisiatif ini didedikasikan untuk mendengarkan aspirasi kaum muda secara inklusif. Kami mengundang kaum muda dari berbagai latar belakang, baik agama, suku, ras untuk berkumpul bersama. Melalui program pendampingan yang menyenangkan, seperti menggambar, teater, dan games, aspirasi mereka terungkap sesuai dengan apa yang mereka rasakan.”
“Baca juga: Penyakit Kritis, Tips Memilih Asuransi Perlindungan”
Scholas Occurrentes hadir di Indonesia berkat dukungan 5P Global Movement, sebuah inisiatif global yang didirikan oleh pengusaha dan filantropi Indonesia Arsjad Rasjid bersama Paus Fransiskus. Program ini tidak hanya dilaksanakan di Jakarta tetapi juga di Bali, Lombok, dan Labuan Bajo. Keberadaan Scholas Occurrentes di Indonesia memberikan kesempatan bagi anak muda untuk terlibat dalam aktivitas yang tidak hanya menyenangkan tetapi juga mendidik.
“Kami berterima kasih atas dukungan dan kesempatan untuk membagikan pengalaman, terutama mewariskan nilai-nilai yang dibawa Paus Fransiskus terkait dialog universal melalui Tunas Bineka. Sebuah kehormatan bagi kami untuk ada di Indonesia,” ujar Natalin Faravelli.
Program Tunas Bineka mengedepankan pemilihan pelajar dari latar belakang yang berbeda sebagai bagian penting dari inisiatif ini. Kepala Puspeka Kemendikbudristek, Rusprita Putri Utami, menegaskan pentingnya ruang perjumpaan ini dalam mendorong kaum muda. Untuk menemukan solusi atas permasalahan yang ada melalui empati dan kemampuan berpikir kritis. “Kami menyambut baik kolaborasi ini. Hal ini sejalan dengan gerakan Merdeka Belajar yang merupakan filosofi dari Ki Hadjar Dewantara. Untuk menekankan semangat kemandirian pelajar dalam memecahkan berbagai masalah. Program ini akan memperkuat karakter para pelajar untuk menjadi agen perubahan di tengah masyarakat. Program ini juga sejalan dengan semboyan bangsa Indonesia, yaitu Bhineka Tunggal Ika,” kata Rusprita.
“Simak juga: Kesehatan Ginjal, Permasalah yang Perlu Diwaspadai”
Dengan adanya program Tunas Bineka, diharapkan generasi muda Indonesia dapat lebih siap menghadapi tantangan kesehatan mental yang mereka hadapi. Program ini tidak hanya fokus pada penguatan karakter tetapi juga pada pembentukan sikap toleransi dan kepentingan bersama. Melalui kegiatan yang melibatkan berbagai latar belakang. Anak-anak muda belajar untuk bekerja sama dan menghargai perbedaan, yang pada akhirnya membantu membangun masyarakat yang lebih inklusif dan sehat secara mental.
Kesehatan mental yang baik adalah fondasi penting bagi perkembangan individu dan masyarakat secara keseluruhan. Dengan dukungan program seperti Tunas Bineka, diharapkan generasi muda Indonesia dapat lebih mampu menghadapi berbagai tantangan hidup dengan lebih baik. Sambil membangun karakter dan keterampilan yang diperlukan untuk sukses di masa depan.