Jangkauan info – Kisah tragis seorang ibu di Bogor yang mengalami kerusakan otak setelah menjalani operasi Caesar di suatu Rumah Sakit di Jawa Barat pada Desember 2021 menarik perhatian publik. Suaminya, Rintho, sedang aktif mengupayakan keadilan terkait kejadian tersebut, memunculkan pertanyaan seputar risiko operasi Caesar terhadap kesehatan otak pasien.
Menurut Dr. Ivander Utama, F.MAS, SpOG, MSc, seorang Spesialis Kebidanan dan Kandungan, operasi Caesar adalah prosedur umum yang dilakukan pada pasien dengan risiko minimal. “Operasi Caesar merupakan salah satu operasi paling umum di dunia setelah operasi usus buntu. Risikonya relatif minim karena biasanya dilakukan pada individu yang secara umum sehat,” jelasnya.[1]
“Baca juga: Transformasi Digital Bisnis di Indonesia, Mekari Mengakuisisi“ [2]
Namun, dalam kasus ibu V, dokter Ivander menekankan bahwa ada faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan lebih lanjut untuk memahami penyebab kerusakan otak yang dialami.[3] Salah satu kemungkinan adalah adanya pendarahan yang menyebabkan kekurangan oksigen dalam tubuh, yang dapat mengakibatkan kerusakan pada otak. “Investigasi lebih lanjut diperlukan untuk memahami secara mendalam faktor-faktor yang berkontribusi dalam kasus seperti ini,” tambahnya.
Secara umum, risiko yang sering terkait dengan operasi Caesar pada ibu meliputi rasa nyeri, pendarahan, dan risiko infeksi. Infeksi yang tidak terkontrol dapat menyebar dan meningkatkan risiko komplikasi serius, termasuk kerusakan otak jika terjadi infeksi yang menyebar ke bagian ini.
Tidak hanya ibu, risiko juga dapat mempengaruhi bayi, terutama dalam kasus di mana proses persalinan berlangsung lama atau terjadi kekurangan oksigen. “Meskipun risiko operasi Caesar telah diperhitungkan dan dikelola sejak pra-kontrol kehamilan, tidak ada jaminan absolut untuk menghilangkan risiko sepenuhnya. Dokter hanya manusia dan tidak dapat menghindari semua kemungkinan komplikasi,” pesan dr. Ivander.
“Simak juga: Gelaran MotoGP Mandalika 2024 Antisipasi Dampak Ekonomi dan Wisata“ [4]
Dengan demikian, penting bagi pasien dan keluarga untuk memahami risiko yang terlibat dalam operasi ini dan untuk selalu berkomunikasi secara terbuka dengan tim medis untuk memastikan persiapan yang optimal sebelum menjalani prosedur operasi Caesar.[5] Dengan pengelolaan risiko yang tepat, diharapkan pengalaman operasi dapat menjadi lebih aman dan meminimalkan potensi komplikasi yang serius.
[1] https://m.tribunnews.com/kesehatan/2024/06/22/mungkinkah-setelah-operasi-caesar-berisiko-alami-kerusakan-otak-berikut-penjelasan-dokter
[2] https://bahasinfo.net/business/transformasi-digital-bisnis-di-indonesia-mekari-mengakuisisi/
[3] https://www.alodokter.com/penyakit-yang-timbul-setelah-operasi-caesar-serta-bahayanya-pada-ibu-dan-bayi
[4] https://infolangsung.org/hiburan/gelaran-motogp-mandalika-2024-antisipasi-dampak-ekonomi-dan-wisata/
[5] https://megapolitan.kompas.com/read/2024/06/20/18124151/seorang-ibu-di-bogor-mengalami-kerusakan-otak-usai-operasi-caesar