Ada tren menarik yang sedang bergulir di Eropa dan Amerika Serikat (AS): peralihan dari smartphone canggih ke “HP bodoh” atau dumb phone. Tidak hanya digandrungi oleh kalangan anak muda, tetapi juga semakin banyak diminati oleh orangtua dan bahkan anak-anak usia dini.
Dumb phone, sesuai namanya, menawarkan pengalaman penggunaan yang berbeda dengan smartphone pada umumnya.[1] Ponsel ini terbatas pada panggilan suara, pesan teks, dan peta, tanpa fitur browsing atau akses ke media sosial. Berbeda dengan feature phone yang masih memungkinkan akses internet, browsing, dan media sosial, dumb phone benar-benar menghadirkan pengalaman minimalis dalam berkomunikasi digital.
“Baca juga:Prediksi Jose Mourinho Tentang Negara Yang Menang Euro 2024”[3]
Karakteristik ini menjelaskan mengapa tren menggunakan dumb phone semakin merajalela di Eropa dan AS. Banyak pengguna yang prihatin dengan dampak negatif dari penggunaan smartphone, seperti kecanduan media sosial, memilih beralih ke ponsel yang lebih sederhana ini. Dengan dumb phone, pengguna memiliki kontrol yang lebih besar terhadap waktu layar mereka (screen time). Meminimalisir potensi kecanduan media sosial, serta membangun kebiasaan digital yang lebih sehat.
Studi yang dikutip dari Giz China oleh KompasTekno pada Sabtu (15/6/2024) menunjukkan bahwa paparan tinggi terhadap smartphone. Berhubungan dengan masalah kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, dan stres.[2] Notifikasi yang tidak henti-hentinya dari media sosial menciptakan tekanan baru untuk selalu terhubung dan terupdate. Yang pada akhirnya dapat menyebabkan rasa kelelahan dan meningkatkan kecemasan, terutama di kalangan pengguna muda.
“Simak juga:Langkah Strategis Menuju Penanggulangan Judi Online”5
Fenomena “Fear of Missing Out” (FOMO), atau ketakutan ketinggalan informasi dan tren terbaru di media sosial, semakin memperkuat dampak negatif ini.[2] Studi dari Harvard University juga menemukan bahwa penggunaan media sosial dapat menciptakan respons otak yang mirip dengan zat adiktif. Menunjukkan potensi adiksi atau kecanduan.
Oleh karena itu, popularitas dumb phone sebagai alternatif yang lebih sederhana dan terkendali terhadap smartphone semakin meningkat.[4] Perpindahan ini bukan hanya sekadar tren, tetapi juga respons terhadap dampak sosial dan psikologis yang ditimbulkan oleh teknologi digital yang semakin canggih.
[1] https://tekno.kompas.com/read/2024/06/15/08020087/tren-baru-di-eropa-dan-amerika-ganti-smartpone-dengan-hp-bodoh-
[2] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20230410064735-37-428433/tren-di-amerika-gen-z-tinggalkan-smartphone-pilih-hp-bodoh
[3] https://newsterbaru.net/sportstainment/negara-yang-menang-euro-2024-menurut-prediksi-jose-mourinho/
[4] https://www.beritabali.com/tag/smartphone#google_vignette
[5] https://bahasinfo.net/informasi/judi-online/