Jangkauan info – Terkadang, pembicaraan seputar perubahan hukum ketenagakerjaan bisa menjadi sesuatu yang membosankan bagi sebagian orang. Namun, ketika Yunani mengumumkan rencana untuk memperpanjang jam kerja menjadi enam hari dalam seminggu mulai 1 Juli mendatang.[1] Hal tersebut langsung mencuri perhatian banyak pihak. Meskipun aturan baru ini meningkatkan jam kerja per pekan dari 40 menjadi 48 jam, diharapkan memberikan fleksibilitas tambahan bagi tenaga kerja dengan imbalan upah yang lebih tinggi.
Regulasi baru ini, yang terbatas pada sektor-sektor tertentu seperti jasa yang beroperasi 24 jam, memicu berbagai reaksi dari masyarakat dan pelaku usaha di Yunani. Bagi sebagian, ini dianggap sebagai langkah untuk mengisi kekosongan di pasar tenaga kerja dengan memberikan insentif seperti pelatihan gratis. Emmanouil Savoidakis, seorang praktisi hukum ketenagakerjaan, menyoroti pentingnya adaptasi terhadap dinamika pasar kerja yang terus berubah.
“Baca juga: Voopoo Argus G2, Pod Sistem yang Membawa Pengalaman Vaping ke Level Berikutnya“ [2]
Namun, keputusan ini tidak datang tanpa kontroversi.[3] Di tengah tren global menuju pengurangan jam kerja, Yunani justru melangkah berlawanan dengan negara-negara seperti Jerman, Belgia, dan Prancis yang sedang mengkaji pengurangan jam kerja hingga empat hari seminggu dengan tetap mempertahankan gaji penuh. Misalnya, Deutsche Bahn, perusahaan kereta api Jerman, baru-baru ini menyetujui pengurangan jam kerja mingguan dari 38 menjadi 35 jam sebagai bagian dari kesepakatan dengan serikat pekerja.
Pengumuman ini juga menjadi bagian dari upaya pemulihan ekonomi Yunani pasca krisis, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan mencapai 2,2% tahun ini, melebihi rata-rata Eropa. Namun, tantangan tetap ada dalam bentuk pengangguran yang tinggi dan migrasi tenaga kerja terampil keluar negeri. Dalam satu dekade terakhir, populasi Yunani mengalami penurunan signifikan, sementara sektor-sektor vital seperti pertanian, pariwisata, dan konstruksi menghadapi kekurangan tenaga kerja yang semakin parah.
Menurut Organisasi Kerja Sama Pembangunan Ekonomi (OECD), Yunani saat ini mencatatkan jam kerja tahunan yang lebih panjang dibandingkan dengan banyak negara lain di Eropa. Meskipun upah minimum telah mengalami kenaikan signifikan, lonjakan inflasi menghadirkan tantangan baru bagi warga Yunani yang harus mengambil dua pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
“Simak juga: Massa Demo Tolak UU Tapera, Kepahlawanan di Bawah Guyuran Hujan“ [4]
Jens Bastian, dari Institut Urusan Internasional dan Keamanan Jerman. Menggarisbawahi bahwa keputusan untuk memperpanjang jam kerja sebenarnya adalah respons. Terhadap realitas pasar tenaga kerja Yunani yang telah ada selama bertahun-tahun. Meskipun kontroversial, ini dianggap sebagai langkah untuk meningkatkan penerimaan pajak dan jaminan sosial. Sambil menanggulangi masalah defisit anggaran dan utang negara.
Namun, ada pandangan lain yang menyoroti bahwa langkah ini mungkin hanya merupakan solusi jangka pendek.[5] Untuk mengatasi tantangan ekonomi yang lebih dalam, seperti ketimpangan upah dan migrasi tenaga kerja. Yunani mungkin perlu melakukan perubahan struktural yang lebih menyeluruh. Ini termasuk memberikan insentif yang lebih baik bagi pekerja. Menawarkan jalur karir yang jelas, dan memastikan bahwa upah mencerminkan keahlian dan kontribusi profesional.
Dengan demikian, debat seputar kebijakan jam kerja di Yunani bukan hanya soal hukum ketenagakerjaan. Tetapi juga mencerminkan perjalanan panjang negara itu dalam menyeimbangkan kepentingan ekonomi, sosial, dan politik. Ke depan, masyarakat dan pemerintah Yunani perlu bekerja sama untuk menemukan solusi yang tidak hanya memperkuat pasar tenaga kerja, tetapi juga memberikan keadilan dan kesejahteraan bagi semua warganya.
[1] https://m.tribunnews.com/internasional/2024/06/27/mungkinkah-konsep-enam-hari-kerja-selamatkan-ekonomi-yunani?page=2
[2] https://bahasinfo.net/tekno/voopoo-argus-g2-pod-sistem-yang-membawa-pengalaman-vaping-ke-level-berikutnya/
[3] https://amp.dw.com/id/mungkinkah-konsep-enam-hari-kerja-selamatkan-ekonomi-yunani/a-69481467
[4] https://infolangsung.org/berita/massa-demo-tolak-uu-tapera-kepahlawanan-di-bawah-guyuran-hujan/
[5] https://www-oecd–ilibrary-org.translate.goog/sites/16c1b234-en/index.html?itemId=/content/component/16c1b234-en&_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc