jangkauaninfo.com – Lalu lintas udara di Moskow terganggu setelah ibu kota Rusia itu menjadi target serangan drone Ukraina pada Kamis (22/5). Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan bahwa sistem pertahanan udara berhasil menghancurkan dan mencegat 105 drone Ukraina. Dari jumlah tersebut, 35 drone secara khusus diarahkan ke Moskow. Operasi pertahanan ini menjadi salah satu yang terbesar dalam beberapa bulan terakhir, menurut laporan dari kantor berita AFP.
“Baca Juga: Polda Jatim Tetapkan Janhwa Diana Tersangka Ijazah”
Wali Kota Moskow Konfirmasi Penanganan di Lokasi Serangan
Bandara Moskow Hentikan Penerbangan Sementara
Akibat serangan tersebut, sejumlah bandara utama di Moskow terpaksa menghentikan operasi penerbangan untuk sementara. Otoritas penerbangan sipil Rusia, Rosaviatsiya, melaporkan bahwa pesawat-pesawat dialihkan atau didaratkan di Bandara Sheremetyevo, Vnukovo, Domodedovo, dan Zhukovsky. Langkah ini diambil untuk menjamin keselamatan penumpang dan kru pesawat dari potensi dampak serangan udara lanjutan.
Ukraina Klaim Rusia Juga Serang Balik dengan 128 Drone
Sementara itu, angkatan udara Ukraina menyatakan bahwa Rusia juga meluncurkan 128 drone ke wilayah mereka pada malam yang sama. Ukraina mengklaim berhasil menembak jatuh, menetralisir secara elektronik, atau menghilangkan 112 drone tersebut. Serangan timbal balik ini menunjukkan eskalasi lanjutan dalam konflik kedua negara yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun. Juru bicara militer Ukraina menyebut bahwa sebagian besar drone menyerang infrastruktur energi dan fasilitas militer di wilayah timur dan selatan Ukraina. Beberapa ledakan terdengar di dekat kota Kharkiv dan Odesa, meskipun belum ada laporan korban jiwa. Ukraina menyebut serangan itu sebagai bagian dari tekanan berkelanjutan Rusia menjelang musim panas. Selain itu, pihak Ukraina terus meningkatkan sistem pertahanan udara untuk melindungi wilayah sipil.
“Baca Juga: BMKG: Analisis Gempa 6,3 Magnitudo Guncang Bengkulu”
Perang Berlarut Picu Krisis Kemanusiaan di Ukraina
Konflik Rusia-Ukraina telah menyebabkan puluhan ribu korban jiwa dan jutaan pengungsi. Kota-kota dan desa-desa di wilayah timur dan selatan Ukraina mengalami kerusakan parah akibat pertempuran terus-menerus. Presiden Rusia Vladimir Putin menolak permintaan gencatan senjata tanpa syarat dari Ukraina dan negara-negara Barat. Saat ini, Rusia masih menguasai sekitar seperlima wilayah Ukraina, termasuk Krimea yang dianeksasi sejak 2014.